T U G A S S B K
Naskah
Teater
‘Cinderella (Komedi)’
Monichica Salsha Devina
Kelas : 9.4
Absen : 17
Tokoh
-
Cinderella
-
Ibu Tiri
-
Gatot Kaca
-
Srikendi
-
Kakak Tiri 1
-
Kakak Tiri 2
-
Raja
-
Ratu
-
Ajudan
-
Pangeran
Sinopsis
Suatu hari disebuah kerajaan hiduplah seorang gadis cantik bernama
Cinderella, nasibnya tidak begitu baik dikarenakan Ibu Tiri dan 2 kakak tiri
yang selalu menyuruhnya ini-itu sewenang-wenang. Akan tetapi perlahan hidupnya
mulai berubah semenjak kedatangan 2 buah makhluk yang mengaku-ngaku peri
khayangan bernama Gatot dan Sri. Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Cinderella
berhasil membuat sang pangeran jatuh hati?
Suatu pagi Cinderella
sedang membersihkan rumah, tanpa sengaja ia menjatuhkan guci dan guci itupun pecah
berantakan.
Ibu : “Cinderella!! Apa yang kamu lakukan? Kamu telah memecahkan guci kesayanganku. Dasar anak tidak tau diuntung! Sekarang kamu masuk gudang! Dan kamu tidak mendapat jatah makan selama satu minggu, ingat itu!”
Cinderella : “Maaf Ibu, saya tidak sengaja memecahkan vas ini…”
Ibu tidak memperdulikan kata-kata Cinderella dan mendorong Cinderella masuk ke gudang. Cinderella menangis. Tiba-tiba muncul sesosok makhluk tidak jelas(?).
Gatot : “Oh, Putri Cinderella-ku si cantik jelita yang menawan hati, mengapa dirimu bersedih?”
Cinderella : “Kamu siapa?” (terkejut)
Gatot : “Nama saya Gatot. Dan ini Kaca. Jadi kamu bisa panggil saya Gatotkaca. Dan ini…”
Tiba-tiba muncul sesosok makhluk lain yang sama-sama tidak jelas(?).
Sri : “Namaku Sri dan ini Kendi. Jadi panggil aku Srikendi.”
Gatotkaca dan Srikendi pun menari-nari, mulai dari Jaipongan sampai tari balet pun mereka unjukkan demi membuat Cinderella tertawa. Pada saat itu juga, dua saudara tirinya mendengar suara berisik dari dalam gudang.
Kakak 1 : “Sssstt… suara apa itu Kak?”
Kakak 2 : “Itu pasti suara Cinderella. Yuk kita lihat.”
Kakak 1 : “Cinderella!!! (sambil mendobrak pintu) Apa yang kamu lakukan?”
Kakak 2 : “Kenapa kamu tertawa-tawa sendiri? Sudah gila kamu ya? Lihat itu kerjaan di dapur masih banyak!”
Cinderella : (tertunduk) “Hiks… hiks… hiks…” (menangis)
Kakak 2 : “Dasar cengeng!” (mendorong Cinderella sampai jatuh tersungkur ke lantai)
Kakak 1 : “Akan aku bilangin Mami kamu… Lihat saja!”
Sementara itu, di kerajaan Raja dan Ratu sedang pusing memikirkan Pangeran. Pangeran yang sudah dewasa tapi belum juga mempunyai istri.
Ratu : “Bagaimana ini, Baginda? Pangeran sudah dewasa, tetapi dia belum jua mempunyai istri.”
Raja : “Jangan sedih, Ratu. Kita akan mencari jalan keluarnya.”
Ratu : “Jalan keluar apa, Baginda?”
Raja : “Ratu, bagaimana kalau kita mengadakan pesta untuk Pangeran dengan mengundang gadis-gadis cantik dari seluruh negeri?”
Ratu : “Pesta dengan gadis-gadis cantik? Oh… Baginda, saya sangat setuju.”
Raja : “Baiklah, akan kupanggil ajudan untuk membuat surat pengumuman. Ajudan….!!”
Ajudan : “Iya, Baginda. Ada apa gerangan?”
Raja : “Buatlah surat pengumuman pesta. Sebarkan ke seluruh negeri dan umumkan rencana kita untuk mengadakan sebuah pesta sekarang juga.”
Ajudan : “Baik, Baginda.”
Ajudan keliling ke seluruh negeri dan sampailah di rumah Cinderella.
Ajudan : ‘Tok… tok… tok…’ (mengetuk pintu)
Ibu : “Iya…!!!” (dengan nada tinggi)
Ajudan : “Permisi, Nyonya. Saya utusan dari kerajaan untuk menyerahkan surat undangan pesta di kerajaan.”
Ibu : “Pesta???”
Ajudan : “Ya, pesta untuk mencarikan calon istri Pangeran”
Ibu : “Ya, pasti kami datang.”
Ajudan : “Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi dulu.”
Setelah Ajudan pergi, Ibu tiri langsung menemui kedua anaknya.
Ibu : “Anak-anakku, lihat ini…”
Kakak 1&2 : “Ada apa, Ibu?”
Ibu : “Lihat berita dari prajurit istana. Istana akan membuat pesta untuk Pangeran. Dia ingin mencari pendamping hidupnya. Kalian ingin kan jadi istri Pangeran dan hidup di istana?
Kakak 1 : “Pasti, Bu. Pasti Pangeran akan memilih aku menjadi permaisurinya. Aku akan memakai gaun yang indah dalam pesta itu. Dan pangeran akan memilihku.”
Kakak 2 : “Apa kamu bilang? Kamu akan dipilih jadi permaisuri? Tidak salah? Pasti Pangeran akan memilih aku, karena aku lebih cantik daripada kamu.”
Cinderella : “Ibu… bolehkah aku ikut ke pesta itu?”
Ibu : “Apa kamu bilang? Kamu pikir kamu siapa? Aku tidak akan mengizinkanmu datang ke pesta itu.” (sambil memandang kedua anaknya)
Cinderella : “Mengapa, Ibu? Bukankan aku juga anakmu?” (sambil menangis)
Ibu : “Oh… begitu. (sambil memikirkan sesuatu) Baiklah kamu boleh ikut dan dating ke pesta itu. Tapi, kamu harus membersihkan seluruh isi rumah, mencuci baju, mencuci piring, menyapu lantai dan sapu semua halaman rumah, baru kamu boleh pergi ke pesta itu.”
Cinderella : “Terima kasih, Ibu. Aku akan segera melakukan pekerjaan itu.”
Tetapi dari luar gudang, Ibu mengunci pintu gudang agar Cinderella tidak bisa datang ke pesta itu. Setelah beberapa saat…
Cinderella : “Ibu… Ibu… jangan tinggalkan aku…” (Cinderella berteriak dan menangis, tapi Ibu tirinya tak mempedulikan)
Gatot : “Oh… putri Cinderellaku, ada apa gerangan yang membuatmu sedih?”
Srikendi : (sambil mengusap kendi) “Oh putriku… jangan sedih, sayang!”
Cinderella hanya tersenyum simpul dan menceritakan apa yang terjadi.
Gatot : “Jangan sedih putri… kami akan membantumu keluar dari tempat ini dan bisa pergi ke pesta.”
Sri : “Iya putriku… jangan khawatir.”
Cinderella : “Tetapi bagaimana caranya? Aku saja tidak bisa keluar dari sini. Dan aku tidak punya gaun yang bagus.” (sambil menangis)
Gatot : “Jangan menangis putriku sayang. Aku dan Sri pasti akan membantumu.”
Sri : “Iya, putriku. Kamu jangan sedih.”
Cinderella : “Terima kasih, Gatot. Terima kasih, Sri. Aku tidak tahu harus bilang apa pada kalian.” (menangis terharu dan memeluk Sri)
Gatot : “Sri, sekarang mari kita beraksi!”
Sri : “Ayo, soulmateku.”
Gatot : “Apa yang bisa aku lakukan?”
Sri : “Aku tahu. Kamu mempercantik wajah putri dengan kaca ajaibmu.”
Gatot : “Yup…” (dia menggerakkan kacanya)
Sri : “Hap…” (mengeluarkan sesuatu dari kendinya)
Seketika Cinderella berubah penampilan, tapi…
Gatot : “Tidak… tidak… ini tidak bagus. (agak mengejek) Gaunnya juga jelek.”
Sri : “Lihat wajah putri pun tidak karuan. Bagaimana kamu ini?”
Kemudian Gatot kembali menggerak-gerakkan kacanya dan Srikendi juga kembali mengambil sesuatu dari kendinya.
Gatot : “Wow… Sempurna!” (kagum)
Sri : “Yeah… Kamu kelihatan sangat cantik, putriku.”
Cinderella : “Wah… Aku tidak percaya ini semua bisa terjadi. (terkejut)
Terima kasih Gatot, Sri.”
Gatot : (mengubah buah durian menjadi kereta kencana yang sangat megah)
“Ini untukmu, Tuan Putri.”
Sri : “Wah… Tumben otakmu encer. Biasanya kan kamu mikir memakai lutut.”
Cinderella pergi ke istana dengan perasaan senang dan bahagia. Di istana, para tamu undangan sudah berkumpul di tempat dansa. Segera Ibu tiri dan kedua anaknya menghampiri Pangeran.
Ibu : “Pangeran, berdansalah dengan anak-anakku. Mereka begitu cantik dan menawan. Pilihlah salah satu, Pangeran.”
Kakak 1 : “Pilih aku saja, Pangeran. Aku lebih cantik dan pintar menari daripada dia.”
Kakak 2 : “Pangeran tidak akan memilihmu. Dia pasti lebih memilih aku.”
Kakak 1 : “Tidak. Pangeran pasti memilih aku.”
Kakak 2 : “Pasti memilih aku.”
Kakak 1 : “Pilih aku, Pangeran.”
Kakak 2 : “Pilih aku saja, Pangeran.” (bertengkar)
Pangeran pun bingung. Tiba-tiba Cinderella datang dan semua undangan yang tadinya sibuk sendiri , seketika mata mereka langsung tertuju pada Cinderella. Pangeran yang melihat kecantikan Cinderella langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
Pangeran : “Wahai putri yang sangat cantik.. Maukah kau berdansa denganku?
(sambil mengulurkan tangannya)
Cinderella : (mengangguk, lalu mengulurkan tangannya juga)
Pangeran dan Cinderella lalu berdansa dengan asyiknya.
Pangeran : “Siapa namamu, putri cantik? Darimana kau berasal?”
Cinderella : “Itu tidak penting buatmu.”
Pangeran : “Mengapa tidak penting? Aku ingin tahu namamu. Kau sungguh cantik, Putri. Maukah kamu menjadi pendamping hidupku?”
Cinderella : “Pendamping hidupmu?” (kaget)
Pangeran : “Ya, beritahu dulu siapa namamu..” (tersenyum)
Cinderella : “Namaku Cin…”
Bel istana (?) pun berbunyi. ‘Tung… tung…tung…’ seperti suara bel abang penjual es tung-tung(?). Jaman edan.
Cinderella : “Pangeran, aku harus pergi.” (berlari menjauhi pangeran, tanpa sadar sandal jepit swallow merah miliknya tertinggal)
Pangeran : “Tunggu, Putri…” (berusaha mengejar)
Keesokan harinya, Pangeran langsung mengumumkan adanya sayembara ke seluruh RT, RW, kelurahan dan kecamatan sekitar. Barangsiapa yang kakinya pas memakai sandal jepit swallow merah ini, maka ialah yang akan menjadi pendamping Pangeran. Sang Pangeran dan ajudannya mendatangi setiap rumah warga. Tibalah Pangeran dan ajudannya di rumah terakhir. Kedua anak Ibu Tiri menyuruh Cinderella untuk pergi menembak burung di laut, mengepel dasar sumur, menyelami bak mandi atau apa sajalah yang aneh-aneh, yang pada intinya menyuruh Cinderella untuk bersembunyi agar Pangeran dan ajudannya tidak mengetahui adanya Cinderella.
Tok… tok… tok… (pintu diketuk dengan gemulai oleh ajudan)
Ibu : “Yuhuuu.. Siapa di sana?”
(terkejut saat membuka pintu melihat siapa yang datang)
Ajudan : “Pangeran akan mencari gadis untuk mencoba sandal swallow merah ini. Siapa yang pas memakainya akan menjadi pendamping Pangeran.”
Ibu : “Anak-anakku… ayo kemari. Ada Pangeran di sini. Cepat kalian pakai sandal ini. Pasti salah satu dari kalian pas dan akan menjadi pendamping Pangeran.”
Kakak 1 : “Apa… Pangeran? Pangeranku…!”
Kakak 2 : “Bukan! Itu Pangeranku…” (menghampiri Pangeran)
Ajudan : “Para putri yang cantik, cobalah sandal ini.”
Kakak 1 : “Aku akan mencoba duluan.”
Kakak 2 : “Aku dulu…”
Kakak 1 : “Tidak. Aku dulu! Aku yang lebih tua.”
Kakak 2 : “Tidak bisa! Aku dulu!”
Ibu : “Hey… kalian jangan berebut. Aku dulu. Aku juga ingin menjadi permaisuri.” (mencoba sandal, tetapi langsung tidak muat. Ibu lalu menggerutu)
Kakak 1&2 : “Huuh… Ibu!” (menjulurkan lidah senang)
Kakak 1 : “Sekarang giliranku. Wah, ternyata kekecilan.” (mencoba tapi kekecilan)
Kakak 2 : “Sekarang giliran aku. Pasti muat!” (mencoba lagi, tapi ternyata malah lebih tidak muat)
Pangeran : “Apakah tidak ada orang lain di rumah ini?” (gelisah)
Ibu : “Oh… Pangeran, di rumah ini hanya ada saya, kedua anak saya dan seorang pembantu.”
Pangeran : “Bawa ke sini pembantu itu…”
Ibu : “Tetapi Pangeran… Dia sedang tidak ada di rumah.”
Tiba-tiba Cinderella muncul dari balik pintu. Pangeran melihat kedatangannya dan bola mata mereka bertemu. Tetapi Cinderella langsung mengalihkan pandangannya dan pergi.
Pangeran : “Siapa gadis itu?”
Ibu : “Yang mana, Pangeran?” (pura-pura bingung)
Pangeran : “Baru saja aku melihatnya.”
Kakak 2 : “Paling Pangeran salah lihat.”
Pangeran : “Cepat, panggil dia kemari!”
Kakak 1 : “Tapi, dia hanya pembantu kusut. Tidak berguna.” (menggerutu)
Pangeran : “Cepat!” (dengan nada marah)
Ibu : “Iy…iya, Pangeran (ketakutan) Cinderella…” (dengan nada tinggi)
Cinderella pun datang, tanpa disuruh tanpa diundang ia langsung menyelipkan kaki kanannya ke sandal jepit merah menyala itu. Semua orang yang ada di situ terpana, terkejut, dan tidak percaya. Sandal itu sangat pas dan sesuai di kaki Cinderella! Kemudian Cinderella pun menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ia juga menunjukkan sandal yang satunya. Pangeran sangat gembira, karena akhirnya ia menemukan cinta sejatinya.
Pangeran : “Maukah kau menjadi istriku?”
Cinderella : “Tentu saja, Pangeran.” (senyum manis)
Dan pada akhirnya Cinderella dan Pangeran menikah. Kini dia hidup dalam kebahagiaan. Meski demikian, ia tidak lupa pada Ibu dan kedua kakak tirinya. Mereka juga dibawa Cinderella ke istana. Mereka pun menyadari kesalahannya selama ini dan merubah sikapnya terhadap Cinderella.
☺☻☺ THE END ☺☻☺
No comments:
Post a Comment